Minggu, 15 November 2009

Harga Obligasi Rupiah Menguat ; Harga Obligasi Global Meningkat

(VibiznewsBonds & Mutual) - Harga obligasi Rupiah berkisar pada level yang sama dengan hari kemarin, namun ketika Rupiah menguat menjelang penutupan, minat melakukan penawaran meningkat sejalan dengan menguatnya Rupiah. Harga meningkat 25 sen, yield turun 5 bps dalam jumlah kecil.

Pasar obligasi global dibuka menguat. Harga menguat namun tidak ada agresi terlihat sampai sore hari ketika INDON14 baru ditransaksikan meningkat jadi 121.875 dan INDON19 diperdagangkan meningkat jadi 139.5 dan 140. Harga lebih tinggi berkisar antara 75 – 200 sen sepanjang kurva.

INDON CDS tenor 5 tahun juga diperdagangkan lebih ketat pada 206 dan 200 dan ditutup pada level 196/201 (-11bps). Obligasi pemerintah Filipina ROp meningkat karena obligasi meningkat sepanjang kurva.

sumber: vibiznews.com

PM Hatoyama: Ekonomi Jepang Masih Mengkhawatirkan, Dibutuhkan Stimulus Tambahan

(VibiznewsEconomy) – Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama menyatakan dalam pidatonya pagi hari ini bahwa kondisi ekonomi Jepang masih mengkhawatirkan. Meskipun pagi ini dilaporkan bahwa ekonomi Jepang kembali mengalami pertumbuhan positif untuk dua kuartal berturut-turut akan tetapi menurut Perdana Menteri Jepang yang baru ini masih dibutuhkan anggaran untuk stimulus agar ekonomi Jepang benar-benar dapat diselamatkan dari imbas krisis. (16/11)

Perdana Menteri Hatoyma menyatakan bahwa pemerintah Jepang akan menggunakan dana yang tertinggal dari anggaran pemerintah sebelumnya agar dapat mengurangi tekanan pada utang fiscal. Meskipun rencananya tersebut menggunakan anggaran pemerintah sebelumnya, Hatoyama juga menegaskan kemungkinan dana anggaran pemerintah baru juga digunakan agar ekonomi Jepang dapat sepenuhnya pulih dari imbas pasca krisis.

Komentar Perdana Menteri Hatoyama ini sejalan dengan komentar yang sebelumnya telah dikeluarkan oleh Deputi Perdana Menteri Jepang, Naoto Kan. Kan menyatakan bahwa anggaran tambahan diperkirakan akan mencapai angka 2.9 triliun yen (32 miliar dolar AS). Diperkirakan bahwa meskipun pertumbuhan ekonomi menguat di kuartal ketiga ini, tingkat pengangguran dan deflasi masih menjadi ancaman rebound ekonomi di tahun 2010 mendatang.

sumber: vibiznews.com

Rupiah Masih Betah di Kisaran 9300-an

(VibiznewsEconomy) – Pada perdagangan pagi hari ini tampak bilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih mengalami kondisi yang stabil dari posisi penutupan perdagangan minggu lalu (16/11). Nilai tukar rupiah masih betah di kisaran 9.300-an per dolar AS. Rupiah diyakini masih akan bergerak dalam tren menguat ditengah trend dolar AS yang masih melemah.

Pada perdagangan Senin ini di pasar spot antar bank Jakarta rupiah dibuka menguat tipis ke level 9.340 per dolar AS, dibandingkan penutupan akhir pekan lalu di level 9.350 per dolar AS.

Mata uang Asia sepanjang pekan lalu tercatat hanya bergerak tipis atas dolar AS, namun dengan kecenderungan menguat. Tren serupa diprediksi akan kembali terjadi pada pekan ini mengingat tidak adanya berita baru yang bisa menggerakkan pasar secara signifikan.

Investor masih tetap berhati-hati meski Menkeu AS berkomentar pemerintahnya sangat ingin mendorong penguatan dolar AS demi membantu pemulihan ekonomi. Namun para analis memperkirakan dolar AS masih berada dalam tren pelemahan.

Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting menilai bahwa dalam jangka panjang investor masih akan percaya kepada kondisi fundamental ekonomi Indonesia, karena dinilai paling penting. Untuk saat ini rupiah akan cenderung mengalami pergerakan melemah mengikuti sentimen kawasan di kisaran 9350 sampai 9450 per dolar AS.

sumber: vibiznews.com